Apa saja bahan makanan penting untuk membuat
Cokelat Kacang?

Cokelat berisi kacang mete terbuat dari rempah-rempah dan bahan
makanan pilihan yang didatangkan dari berbagai negara. Berikut adalah
beberapa bahan makanan penting didalamnya:

Gula

Tiada cokelat tanpa gula. Tapi tahu nggak, harga gula di Indonesia jauh lebih mahal dari harga global oleh karena beberapa sebab. Selain itu, produksi domestik juga belum sesuai dengan kebutuhan industri. Itu juga alasannya kita masih mengimpor gula dari negara-negara berikut:

Thailand
2 juta ton / tahun

Brazil
1,5 juta ton / tahun

Australia
1,2 juta ton / tahun

Indonesia

(Sumber: UN Comtrade, 2020)

Biji Cokelat

Tahukah kamu? Untuk membuat cokelat batangan yang kita kenal, produsen cokelat membutuhkan campuran khusus dari beberapa macam kakao untuk mendapatkan rasa yang sesuai. Contohnya saja, cokelat dari Sulawesi dan Pantai Gading digabungkan untuk mendapatkan rasa baru yang unik. Jadi, meskipun Indonesia berhasil memproduksi sekitar 700.000 ton biji cokelat per tahun, kita masih membutuhkan biji cokelat dari negara lain yaitu:

Ekuador
76 ribu ton / tahun

Pantai Gading
50 ribu ton / tahun

Nigeria
18 ribu ton / tahun

Indonesia

(Sumber: UN Comtrade, 2020)

Susu Bubuk

Komponen satu ini juga penting banget untuk memberikan rasa creamy pada cokelat batangan. Namun, produksi susu domestik masih sangat tertinggal dari kebutuhan di Indonesia. Oleh karenanya, kita masih perlu pasokan produk susu dan turunannya (seperti susu bubuk) dari negara lain. Contohnya:

Amerika Serikat
96 ribu ton / tahun

Selandia Baru
81 ribu ton / tahun

Australia
26 ribu ton / tahun

Indonesia

(Sumber: UN Comtrade, 2020)

Bagaimana proses di balik pembuatan Cokelat Kacang?

Untuk membuat produk cokelat kacang yang kita semua cintai, ternyata membutuhkan sebuah rantai nilai global, yakni dimana setiap negara memainkan perannya masing-masing sebagai penyedia bahan baku, produk antara dan barang jadi.

Berikut adalah proses untuk
mengimpor gula:

Indonesia memerlukan gula sebagai bahan baku untuk produksi cokelat. Di Indonesia, gula dibagi menjadi tiga jenis: gula mentah untuk diolah lagi menjadi gula pasir atau gula rafinasi, gula kristal putih atau pasir yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat umum dan gula rafinasi yang digunakan sebagai pemanis oleh industri, termasuk industri cokelat.

*) klik gambar untuk zoom

Inilah 3 Negara Tujuan Ekspor Cokelat Kacang Terbanyak dari Indonesia!

Apa saja yang penting untuk diterapkan?

Nah, itu tadi kisah global di balik pembuatan produk makanan Indonesia yang patut untuk kita banggakan. Ternyata, untuk membuat produk-produk tersebut dalam jumlah besar agar bisa dinikmati khalayak luas hingga ke seluruh dunia, dibutuhkan kerjasama ekonomi yang terjalin dengan berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan industri olahan produk makanan Indonesia. Untuk menciptakan produk-produk Indonesia yang kita cintai tersebut, ada beberapa prinsip ekonomi yang harus dijalankan yaitu:

1. Pasar Terbuka

Pasar terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang ditandai oleh tidak adanya atau minimnya hambatan seperti tarif, kebijakan non-tarif, pajak, subsidi, birokrasi dan perizinan, atau intervensi pemerintah dalam perekonomian. Dalam pasar terbuka, individu dan pelaku usaha bebas bertukar barang dan jasa dengan sukarela dan berkompetisi dengan satu sama lain tanpa hambatan regulasi.

Pasar terbuka membawa akses pasar yang lebih luas dan mudah bagi para pelaku usaha sehingga bisa mendorong aktivitas ekonomi. Negara dengan pasar yang lebih terbuka menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dan penurunan tingkat kemiskinan.

2. Perdagangan Bebas

Perdagangan bebas adalah kebijakan perdagangan yang tidak menghambat impor atau ekspor dengan kebijakan tarif, non-tarif, atau subsidi. Perdagangan bebas tidak mendiskriminasi apakah suatu barang berasal dari impor atau produksi domestik. Perdagangan bebas bisa mendorong terciptanya spesialisasi negara, menekan harga dan meningkatkan efisiensi produksi. Perdagangan bebas adalah salah satu dimensi penting pasar terbuka.

3. Rantai Nilai Global

Rantai nilai global atau global value chain berarti beberapa produsen dan industri yang ada di berbagai negara ikut berperan dalam proses produksi suatu barang, mulai dari produksi bahan baku, pengolahan produk antara, hingga pemrosesan produk akhir. Simak ilustrasi berikut:

Terjadinya hal ini didukung oleh pasar terbuka dan perdagangan bebas yang memfasilitasi akses perusahaan ke bahan baku dan teknologi. Dengan rantai nilai global, proses produksi menjadi lebih efisien dan murah. Agar produk buatan Indonesia bisa semakin berkembang, mencapai kualitas tinggi dan diekspor secara jumlah besar ke negara-negara lain, kita perlu lebih terintegrasi ke dalam rantai nilai global melalui perdagangan internasional. Dengan begitu, pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia dapat semakin membawa manfaat terhadap ekonomi indonesia, memperluas lapangan kerja, dan juga meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

FUN FACT

COKELAT KACANG

Industri cokelat di Indonesia merupakan salah satu yang membanggakan. Indonesia tercatat sebagai negara ke-6 produsen biji cokelat terbesar di dunia dari tahun 2018 hingga saat ini menurut International Cocoa Organization (ICCO).

1

Sulawesi Tengah menjadi daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia dengan nilai produksi sebesar 130.600 ton.

2

Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur adalah dua provinsi yang paling banyak memproduksi kacang mete di Indonesia.

3

Selama 5 tahun berturut-turut, Silver Queen merupakan merek cokelat batangan yang paling disukai oleh remaja Indonesia (2015-2020). Lalu disusul Cadbury, Delfi dan Toblerone.

4

Cokelat Silver Queen pertama kali diciptakan pada tahun 1950-an di Garut, Jawa Barat oleh Ming Chee Chuang, pria keturunan Myanmar. Menciptakan cokelat batangan cukup menantang di iklim tropis Indonesia karena mudah meleleh, oleh karenanya Ia menambahkan kacang mete agar cokelat nya terlihat lebih “kuat”.

5

Presiden Soekarno khusus memesan cokelat Silver Queen untuk kudapan saat acara Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diadakan tahun 1955 di Bandung. Oleh karena itu, perusahaan yang memproduksi cokelat tersebut sampai dipindahkan dari Garut ke Bandung.

6

Yuk, cari tahu sejauh mana pengetahuanmu tentang perdagangan global!

QUESTIONS 1 OF 5

Apa itu rantai nilai global?

QUESTIONS 2 OF 5

Sistem perdagangan apa yang sebaiknya diterapkan untuk memperkuat rantai nilai global?

QUESTIONS 3 OF 5

Apa tujuan dari perdagangan internasional?

QUESTIONS 4 OF 5

Apa dampak pasar yang lebih terbuka terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara?

QUESTIONS 5 OF 5

Apa yang harus dilakukan agar produk-produk Indonesia bisa semakin berkembang dan diekspor ke banyak negara?

Di Balik Bungkus

Seberapa jauh pengetahuanmu tentang perdagangan global?
Ini skor quiz-ku:

Berani cek skor-mu?
Yuk, ikutan dan share hasilnya!

Slide 3
© 2022 Center for Indonesian Policy Studies. Web Design oleh: Codenesia     Ilustrasi produk oleh Tommy Chandra